đ Dimensi Dimensi Komunikasi Antar Budaya
Komunikasiantar budaya adalah komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang memilki kebudayaan berbeda, seperti ras, etnik atau sosio ekonomi atau gabungan dari semua perbedaan ini. Dimensi lain yang membedakan komunikasi antar budaya, yaitu saluran yang digunakan dalam komunikasi antarbudaya.
167KOMUNIKASI ANTAR KARYAWAN ETNIS JAWA DAN TIONGHOA Ferdika Tedjakusuma 1*, Eddy Madiono Sutanto 1Program Manajemen Bisnis, Universitas Kristen Petra Jalan Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, Indonesia *Penulis Korespondensi; Email: dikatedjakusuma@
Jadikonteks sosial khusus tempat terjadinya komunikasi antar budaya memberikan pada para partisipan hubungan-hubungan antar peran. ekpektasi, norma-norma dan aturan- aturan tingkah laku yang khusus. Dimensi - Dimensi KAB Biasanya yang termasuk dalam studi KAB ; Bisnis Organisasi Pendidikan Politik dsb Dimensi - Dimensi KAB 3.
Ujireliabilitas pada kedua belas dimensi menujukkan variasi yang sangat lebar, antara reliabilitas sangat rendah pada 4 dimensi ( penilaian umum keselamatan pasien, ekspektasi supervisor, umpan balik dan komunikasi dan kerjasama antar unit ) sampai reliabilitas tinggi pada 4 dimensi ( kejadian yang dilaporkan, perbaikan yang berkelanjutan
Komunikasilintas budaya pada umumnya terfokus kepada hubungan antar bangsa tanpa harus membentuk kultur baru sebagaimana yang terjadi dalam komunikasi antar budaya. Dalam Encyclopedia of Communication Theory5, Cross Cultural dianggap sebagai komunikasi yang terjadi antara orang-orang dari berbagai budaya atau orang yang mewakili budayanya.
Padahakikatnya hampir setiap aktifitas komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain mengandung dimensi antar budaya. Dan jika demikian, maka potensi terhadap konflik antar budaya pun juga semakin besar. (dikutip oleh dedy mulyana dan jalaludin rahmat. Bandung: Komunikasi antar Budaya,2009) di sini mereka mengetahui mereka setara dan
Kajiandakwah antar budaya memiliki ruang lingkup kajian ilmu dakwah yang meliputi: 1. Mengkaji dasar-dasar tentang adanya interaksi simbolik da'i dengan. mad'u yang berbeda latarbelakang budaya yang dimilikinya dalam perjalanan dakwah para da'i. 2.
Komunikasitersebut memberikan dimensi antar budaya. Sehingga dengan kata lain, komunikasi antar kebudayaan yang terjadi merupakan dampak yang sangat positif. Hal tersebut dapat memudahkan bersosialisasi antar daerah dan dapat membangun kesatuan serta persatuan.
Komunikasipunya dimensi isi dan hubungan. maka semakin efektiflah komunikasi. Komunikasi antar 2 orang dengan latar suku dan budaya yang sama akan lebih efektif dan lebih nyambung, dibanding komunikasi antar 2 orang dengan latar belakang yang berbeda. Kemiripian unsur sosial budaya seperti bahasa dan pendidikan memiliki dampak besar
L5Rm0M. Tak bisa dipungkiri bahwa dunia yang kita tempati telah berkembang menjadi demikian maju dan menjelma menjadi apa yang kemudian dikenal sebagai âglobal Villageâ desa dunia.Salah satu implikasinya adalah makin meningkatnya kontak-kontak komunikasi dan hubungan antar berbagai bangsa dan negara. Berbagai masalah bisa saja timbul ketika terjadi kontak antarbudaya,karena masing-masing pihak tidak mau memahami pihak lainnya, sementara kebudayaan yang berbeda serta merta juga diwarnai perbedaan dalam hal ideologi, orientasi dan gaya hidup. Menyadari kemungkinan timbulnya masalah karena perbedaan antarbudaya, yang bisa jadi bahkan mengerucut pada konflik, kekerasan, permusuhan, perpecahan, deskrimnasi, dsb.,maka dirasa makin perlu mempelajari masalah-masalah komunikasi luas lingkup permasalahannya, setidaknya terdapat 3tiga kategori kesadaran yang mendorong upaya menciptakan cara-cara untuk berhubungan dalam konteks antarbudayakesadaran internasional,kesadaran domestik atau dalam negeri,dan kesadaran pribadi. Kesadaran Internasional Sejak akhir tahun 60-an sampai sekarang, dunia seakan-akan semakin menyempit, karena orang-orang bertambah mudah untuk pergi ke tempat-tempat yang semula asing sana ia bertemu, bergaul dan bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin berlainan sama sekali cara berpikir dan kebiasaanya. Perkembangan alat-alat perhubungan dan juga sarana komunikasi, menjadi pemicu makin meningkatnya hubungan-hubungan antarbudaya sehingga waktu,jarak dan ruang makin tak berarti. Dalam suasana yang seperti itu maka dunia seakan terdesak untuk mengupayakan tercapainya saling pengertian antar sesama umat apa yang dianggap baik oleh suatu bangsa belum tentu dinilai baik pula oleh bangsa lain yang berbeda ideologi atau falsafah bagi masyarakat kapitalis, tidaklah masuk akal bila orang yang telah bekerja keras dan memeroleh imbalan yang memang sewajarnya untuk itu, harus dibatasi akan apa yang memang menjadi haknya demi asas pemerataan seperti selalu dicanangkan dalam masyarakat sosialis. Belajar untuk mengerti pikiran dan perilaku orang-orang lain, tidak saja menjadi perhatian utama dari pemerintah suatu negara,tetapi juga lembaga-lembaga perekonomian sosial dan keagamaan, serta individu-individu yang berusaha untuk memahami dunia yang semakin kompleks. Contoh kasus di AS, sementara pengamat mencatat bahwa sebelum Perang Dunia II sebagian besar warga AS kurang memiliki perspektif tentang dunia PD II,mereka seakan terbangun dari pandangan âisolasionistikâdan mulai melihat bahwa ada masyarakat-masyarakat di luar negerinya yang sebelumnya tak saat itu, mulai menjamur tumbuhnya kursus-kursus bahasa asing. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memahami budaya lain melalui bahasanya. Pada tahun 1950-an, beberapa ahli seperti Edward T Hall menemukan bahwa lembaga-lembaga khusus yang diadakan oleh pemerintah AS untuk memberikan informasi tentang AS ke dunia luar seperti USIS,Voice of America dan lain-lain kadang-kadang kurang mempunyai pengetahuan tentang muncul istilah The Ugly American bagi pejabat-pejabat dinas luar negeri yang dirasakan kurang terlatih, sehingga kurang kesadaran dan keterampilannya untuk menangani masalah-masalah berkaitan dengan dengan komunikasi antarbudaya KAB.Hall kemudian menyusun buku âThe Silent Languageâ 1959 yang bisa dianggap menandakan lahirnya KAB, karena merupakan sintesis dari berbagai hal yang pokok dan mendasar dalam memahami kebudayaan dan komunikasi, persepsi-persepsi budaya tentang ruang jarak antarpribadi dan waktu, serta hubungannya dengan berbagai kesalahpahaman antarbudaya. Kesadaran Domestik Bersamaan dengan perubahan-perubahan dunia internasional,perubahan kebudayaan juga demikian pesat terjadi di dalam beberapa AS, negara yang dikenal sebagai lahirnya KAB, selama dua puluh tahun terakhir muncul kelompok-kelompok minoritas sub-budaya seperti kelompok orang hitam,Chicanos,golongan wanita,kaum homoseksual,orang miskin, yang kian hari kian garang menyuarakan pengakuan akan dengan itu,pemerintah AS mengeluarkan undang-undang dan keputusan pengadilan yang menghapuskan deskriminasi dalam fasilitas-fasilitas pemisahâ yang dibangun oleh kebudayaan dominan atas dasar ketakutan, ketidaktahuan,ketidakpedulian, dan prasangka kepada kelompok lain mulai antar warga berbeda sub-budaya pun tak terelakkan yang seringkali diwarnai kegagalan karena masalah-masalah yang muncul tidak cuma berkaitan dengan perbedaan bahasa,panjang rambut, pola penggunaan waktu,pakaian, warna kulit, tetapi lebih mendalam dan kompleks karena menyangkut perbedaan nilai dan cara memandang titik inilah, maka kebutuhan untuk memahami dan berinteraksi dengan kelompok-kelompok sub-budaya demikian tadi menjadi pendorong dilakukannya studi tentang Komunikasi Antar Budaya. Di Indonesia, kebutuhan untuk studi tentang KAB kiranya merupakan hal yang tidak perlu ditunda lagi karena di Indonesia dengan banyaknya suku bangsa dengan bahasa, dialek, nilai-nilai dan falsafah pemikirannya masing-masing, tidak mustahil akan membuka kemungkinan terjadinya kesalahpaman dan bahkan sampai konflik itu,ada gejala munculnya kelompok-kelompok sub-budaya di kota-kota besar seperti kelompok kaum âhomoseksâ,âanak gaulâ dengan âgeng dan bahasa prokemnyaâ, menambah variasi kebudayaan di negeri kita semakin kaya. Namun dengan âvariasiâini, tentunya kemungkinan timbulnya permasalahan sosial akan meningkat pula Kesadaran Pribadi Terdapat beberapa keuntungan yang bisa didapat oleh individu secara pribadi dari studi Komunikasi Antar Budaya, di antaranya Perasaan senang dan puas dalam menemukan sesuatu yang baru, dalam hal ini kebudayaan orang lain yang belum pernah diketahui atau disadari sebelumnya. Pengetahuan tentang KAB dapat membantu untuk menghindari masalah-masalah komunikasi, misal pemahaman tentang faktor-faktor yang melatar belakangi persepsi seseorang akan menjadi pedoman dalam memperlakukan mereka. Kesempatan-kesempatan kerja yang terbuka bagi orang yang memiliki kemampuan dalam hal KAB Memberikan kesempatan untuk mempersepsikan dan memahami diri sendiri. Penjelasan Konseptual Komunikasi Antar Budaya Pengertian Komunikasi Lintas Budaya cross-cultural dan Antar Budaya inter-cultural biasanya tidak begitu istilah itu biasanya dipakai secara berganti-ganti dengan makna yang hampir sama. Meski dalam tulisan ini nantinya akan memakai kedua istilah tersebut secara bergantian,namun ada baiknya kita menelusuri nuansa perbedaan arti yang sempat muncul dalam literatur KAB. Mari kita simak beberapa definisi tentang komunikasi antarbudaya berikut ini Komunikasi antarbudaya adalah seni untuk memahami dan dipahami oleh khalayak yang memiliki kebudayaan lain Sitaram, 1970. Komunikasi bersifat budaya apabila terjadi di antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya Rich,1974 Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan Stewart,1974 Komunikasi antarbudaya adalah proses pertukaran pikiran dan makna di antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya Gernard Maletzke, 1976 Dari beberapa definisi yang kita petik di atas nampak sekali bahwa komunikasi antar budaya lebih menekankan aspek utama yakni komunikasi antarpribadi di antara komunikator dan komunikan yang kebudayaannya berbeda. Yang menjadi pertanyaan di sini, apakah komunikasi antarbudaya hanya terjadi ketika adanya komunikasi antara orang atau kelompok orang yang berbeda bangsanya?Pertanyaan seperti ini wajar mengemuka karena memang banyak studi komunikasi antarbudaya seolah-olah menyebutkan orang Jepang, orang Indonesia, orang Amerika Latin, dan lain-lain sebagai orang dengan satu kebudayaan yang ada dan berkembang dalam setiap bangsa itu belum tentu pemrakarsa komunikasi antarbudaya,umumnya memang memberikan gambaran bahwa setiap bangsa mempunyai satu kebudayaan yang yang mau dihomogenisasikan itu adalah konsep suku bangsa/state dengan the people. Dalam tulisan ini, konsep komunikasi antarbudaya dimaknai sebagai komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan yang berbeda budaya, bahkan dalam satu bangsa asumsi ini,misal, telah terjadi komunikasi antarbudaya ketika berlangsung komunikasi antarpribadi antara orang Jawa dengan orang Flores. Studi Awal tentang Komunikasi Antar Budaya Kajian awal tentang komunikasi antarbudaya dimulai oleh Asante dan kawan-kawan pada tahun kemudian dengan lahirnya International and Intercultural Communication Annual pada tahun 1983 yang dalam setiap terbitannya menampung karya-karya bertema komunikasi pertama tentang âTeori komunikasi antarbudayaâ diluncurkan tahun 1983 oleh Gudykunst, disusul tahun 1988 oleh Kim dan Gudykunst, sedangkan tema metode penelitian ditulis oleh Gudykunst dan Kim tahun 1984 Edisi lain tentang komunikasi, kebudayaan, proses kerjasama antarbudaya ditulis oleh Gudykunst, Stewart dan Ting Toomy tahun 1985, komunikasi antaretnik oleh Kim tahun 1988, dan terakhir komunikasi/bahasa dan kebudayaan oleh Ting Toomy & Korzenny, tahun 1988. Pada tahun-tahun belakangan ini 1990-an dst studi-studi komunikasi antarbudaya diperluas meliputi pula studi diplomasi antarbangsa,misalnya Penelitian Komunikasi Kemanusiaan,Jurnal Komunikasi Internasional dan Relasi Antarbudaya,Jurnal Studi Tentang Orang Hitam, serta Jurnal Bahasa dan Psikologi Sosial. Di sini pertlu dicatat peran Mc Luhan sebagai orang pertama yang memberikan penekanan pada kajian komunikasi antarbudaya karena dia melihat adanya gejala makin meningkatnya hubungan dan ketergantungan gagasan McLuhan itulah kemudian lahir konsep âTatanan Komunikasi dan Informasi Dunia Baruâ yang memengaruhi perkembangan sejumlah penelitian tentang perbedaan budaya antaretnik, rasial dan golongan di semua bangsa. Konsep Komunikasi Lintas Budaya Sekarang bagaimana dengan konsep Komunikasi Lintas Budaya?Pada mulanya, studi komunikasi lintas budaya memang berangkat dari perspektif antropologi sosial dan budaya sehingga lebih bersifat depth description, yakni penggambaran yang mendalam tentang perilaku komunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu. Satu contoh studi tentang komunikasi lintas budaya,seperti dilakukan oleh William 1966 dalam Samovar dan Porter 1976, berkisar pada perbandingan perilaku komunikasi antarbudaya dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan 1 persepsi, yaitu sifat dasar persepsi dan pengalaman persepsi, peranan lingkungan sosial dan fisik terhadap pembentukan persepsi;2 kognisi, yang terdiri unsur-unsur khusus kebudayaan, proses berpikir, bahasa dan cara berpikir;3 sosialisasi, berhubungan dengan masalah sosialisasi universal dan relativitas, tujuan-tujuan institusionalisasi; dan 4 kepribadian, misalnya tipe-tipe budaya pribadi yang mempengaruhi etos, dan tipologi karakter atau watak bangsa. Contoh studi lintas budaya yang menarik lainnya adalah seperti karya Erika Vora dan Jay dalam Asante dkk.1979. Penelitian tersebut bertujuan membandingkan pola-pola perilaku para keluarga di tiga negara India, Amerika Serikat dan Jerman Barat. Dari pemaparan di atas dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut Dilihat dari sifat kajiannya istilah komunikasi antarbudaya nampaknya lebih kompleks maknanya ketimbang komunikasi lintas budaya karena banyak kajian komunikasi antarbudaya yang mendekati objeknya melalui pendekatan kritik budaya, sedangkan komunikasi lintas budaya lebih memfokuskan diri pada upaya deskripsi perbandingan pola-pola komunikasi antarpribadi di antara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan. Dimensi-dimensi Komunikasi Antar Budaya Ada 3 tiga dimensi yang perlu diperhatikan untuk sampai pada pemahaman tentang kebudayaan dalam konteks KAB Pertama, tingkat masyarakat kelompok budaya dari para partisipan; Kedua, konteks sosial tempat terjadinya KAB; Ketiga, saluran yang dilalui oleh pesan-pesan KAB baik yang bersifat verbal maupun nonverbal Dimensi pertama menunjukkan bahwa istilah kebudayaan telah digunakan untuk merujuk pada macam-macam tingkat lingkupan dan kompleksitas dari organisasi istilah kebudayaan mencakup beberapa pengertian sebagai berikut Kawasan-kawasan dunia, misal budaya timur, budaya barat Subkawasan-kawasan di dunia, misalnya budaya Amerika Utara, budaya Asia Tenggara. Nasonal/negara,misalnya budaya Indonesia,budaya Perancis, budaya Jepang. Kelompok-kelompok etnik-ras dalam negara seperti ; budaya orang Amerika Hitam,Budaya Amerika Asia, Budaya Cina-Indonesia. Macam-macam subkelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin, kelas sosial, coundercuklture budaya Hippis, budaya orang di penjara,budaya gelandangan, budaya kemiskinan Contoh kajian KAB dimensi pertama misalnya,komunikasi antarndividu dengan kebudayaan nasional yang berbeda wirausaha Jepang dengan wirausaha Amerika atau Indonesia atau antar individu dengan kebudayaan ras-etnik yang berbeda seperti antar pelajar penduduk asli dengan guru ada yang mempersempit lagi pengertian pada âkebudayaan individualâ karena setiap orang mewujudkan latar belakang yang unik. Dimensi kedua menyangkut Konteks Sosial. Misal, konteks sosial KAB pada organisasi, bisnis, penddikan, akulturasi imigran, politik, penyesuaian pelancong/pendatang sementara, perkembangan alih teknologi/pembangunan/difusi inovasi, konsultasi terapis. Dalam dimensi ini bisa saja muncul variasi kontekstual, misalnya, komunikasi antarorang Indonesia dengan Jepang dalam suatu transaksi dagang akan berbeda dengan komunikasi antarkeduanya dalam berperan sebagai dua orang mahasiswa dari suatu universitas. Dengan demikian konteks sosial khusus tempat terjadinya KAB memberikan pada para partisipan hubungan-hubungan antarperan, ekspektasi-ekspektasi, norma-norma, dan aturan-aturan tingkah laku yang khusus. Dimensi ketiga, berkaitan dengan saluran komunikasi. Secara garis besar, saluran dapat dibagi atas Antarpribadi/orang Media massa Bersama-sama dengan dua dimensi sebelumnya, saluran komunikasi juga memengaruhi proses dan hasil keseluruhan dari KAB. Misalnya,orang Indonesia menonton melalui TV keadaan kehidupan di Afrika akan memiliki pengalaman yang berbeda dengan keadaan apabila ia sendiri berada di sana dan melihat dengan mata kepala sendiri. Umumnya, pengalaman komunikasi antarpribadi dianggap memberikan dampak yang lebih melalui media kurang dalam feedback langsung antarpartisan dan oleh karena itu, pada pokoknya bersifat satu saluran antarpribadi tidak dapat menyaingi kekuatan saluran media dalam mencapai jumlah besar manusia sekaligus bersifat antarbudaya bila partisipan-partisipannya berbeda latar belakang budayanya. Ketiga dimensi di atas dapat digunakan secara terpisah ataupun bersamaan,dalam mengklasifikasikan fenomena komunikasi antarbudaya kita dapat menggambarkan komunikasi antara Presiden Indonesia dengan Dubes baru dari Nigeria sebagai komunikasi internasional, antarpribadi dalam konteks politik; komunikasi antara pengacara AS dari keturunan Cina dengan kliennya orang AS keturunan Puerto Rico sebagai komunikasi antarras/antaretnik dalam konteks bisnis;komunikasi imigran dari Asia di Australia sebagai komunikasi antaretnik,antarpribadi dan massa dalam konteks akulturasi. Referensi Berger & Chaffee Eds Handbook of Communication Hills,CalivorniaSage,1987 Antarbudaya Sebuah perbandingan antara Jepang â Amerika,terjemahan Hassan Shadily, CV Antarkarya, Jakarta, 1994 Gudykunst,William B.Ed âIntercultural Communication Theory â Beverly Hills, Calivornia Sage Publications, 1983 Liliweri, Alo. Gatra-gatra Komunikasi Antarbudaya,Pustaka Pelajar,Yogyakarta, 2001 Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin Eds.KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya,PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001 Ditulis dalam Komunikasi Lintas Budaya
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYAUntuk mencari kejelasan dan mengintegrasikan berbagaikonseptualisasi tentang kebudayaan dalam konteks KAB, ada 3Bacaan KuliahTeori KomunikasiPage7Komunikasi Antar Budayatiga dimensi yang perlu diperhatikan 1 Tingkat masyarakatkelompok budaya dari para partisipan; 2, Konteks sosial tempatterjadinya KAB, 3 Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan-KABbaik yang bersifat verbal maupun nonverbal.Dimensi pertama menunjukkan bahwa istilah kebudayaantelah digunakan untuk merujuk pada macam-macam tingkatlingkupan dan kompleksitas dari organisasi sosial. Umumnyaistilah kebudayaan mencakup beberapa pengertian di dunia, misalnya budaya timur, di dunia, misalnya budaya Amerika Utara,budaya Asia /negara, misalnya budaya Indonesia, budaya Perancis,budaya etnik-ras dalam negara seperti budaya orangAmerika Hitam, Budaya Amerika Asia, Budaya subkelompok sosiologis berdasarkan kategorisasijenis kelamin, kelas sosial,counderculturesbudaya Hippis,budaya orang di penjara, budaya gelandangan, budayakemiskinan.Perhatian dan minat dari ahli-ahli KAB banyak meliputikomunikasi antarindividu dengan kebudayaan nasional yangberbedasepertiwirausahaJepangdenganwirausahaAmerika/Indonesia atau antarindividu dengan kebudayaan ras-etnik yang berbeda seperti antarpelajar penduduk asli denganguru pendatang. Bahkan ada yang lebih mempersempit lagipengertian pada "kebudayaan individual" karena setiap orangmcwujudkan latar belakang yang kedua menyangkut Konteks Sosial. Macam kcgiatanKAB dapat dikJasifikasi lagi berdasarkan konteks sosial KAB meliputi bisnis, organisasi, pendidikan,Bacaan KuliahTeori KomunikasiPage8Komunikasi Antar Budayaakulturasi imigran, politik, penyesuaian pelancong/pendatangsementara, perkembangan alih teknologi/ pembangunan/difusiinovasi, konsultasi terapis. Komunikasi dalam semua kontekssosial tersebut pada dasarnya memiliki persamaan dalam halunsur-unsur dasar dan proses komunikasi misalnya yangmenyangkut penyampaian, penerimaan, dan pemrosesan. Tetapiadanya pengaruh kebudayaan yang tercakup dalam latarbelakang pengalaman individu membentuk pola-pola persepsi,pemikiran, penggunaan pesan-pesan verbal/nonverbal sertahubungan-hubungan antaranya. Maka variasi kontekstual,misalnya komunikasi antar orang Indonesia dan Jepang dalamsuatu transaksi dagang akan berbeda dengan komunikasi antarkeduanya dalam berperan sebagai dua mahasiswa dari suatuuniversitas. Dengan demikian konteks sosial khusus tempatterjadinya KAB memberikan pada para partisipan hubungan-hubungan antarperan, ekspektasi-ekspektasi, norma-norma, danaturan-aturan tingkah laku yang khusus.
Setiap mahluk hidup, baik itu hewan, tumbuhan dan tentunya manusia perlu berkomunikasi dengan indvidu atau kelompok individu lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia perlu berkomunikasi dengan sesamanya, untuk menunjukkan eksistensi dirinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dilain pihak, kita juga mengetahui bahwa masyarakat merupakan kumpulan individu yang memiliki latar budaya yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, pada dasarnya komunikasi dan budaya tidak dapat antar budaya membicarakan metoda-metoda, variasi langkah dan cara yang digunakan manusia untuk berkomunikasi lintas sosial dengan sesamanya. Komunikasi antar budaya menyangkut komunikasi antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan individu atau antar kelompok yang memiliki latar kebudayaan yang berbeda. Misalnya berbeda ras, suku, etnik, ataupun kelas sosial baca juga Komunikasi Lintas Budaya.Kebudayaan yang berbeda menciptakan perbedaan pengalaman, nilai dan cara pandang seseorang terhadap dunia. Hal tersebut akan mempengaruhi prilaku komunikasi seseorang, menciptakan pola komunikasi yang berbeda antar suatu kelompok budaya yang satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu komunikasi antar budaya perlu dipelajari dengan tujuan agar dapat memahami perbedayaan budaya yang mempengaruhi komunikasi, mengindentifikasi kesulitan yang muncul, kemudian meningkatkan keterampilan verbal dan non verbal yang diperlukan agar komunikasi dapat berjalan secara efektif baca juga komunikasi non verbal.Berikut ini akan Pakar Komunikasi paparkan beberapa model komunikasi antar budaya menurut para ahli sebagai referensi anda dalam mempelajari komunikasi antar Model Komunikasi Antarbudaya Menurut Porter & Larry A. SamovarBudaya mempengaruhi prilaku komunikasi individu, budaya yang berbeda akan menghasilkan pengaruh serta sifat komunikasi yang berbeda pula. Ketika seorang individu berkomunikasi dengan individu lain yang memiliki kebudayaan berbeda maka makna pesan yang disampaikan komunikator akan berubah mengikuti persepsi budaya individu dengan budaya A menyampaikan pesan kepada individu dengan budaya B dan budaya C, dimana budaya A dengan budaya B memilki lebih banyak kemiripan sedangkan budaya C memiliki perbedaan yang cukup besar dibanding budaya A. Maka pesan yang diterima B hanya akan sedikit berubah, cukup mendekati pesan asli yang disampaikan oleh A, karena memiliki persepsi budaya yang mirip dengan A. Namun pesan yang diterima oleh C akan sangat berbeda, sebab dipengaruhi budaya yang sangat berbeda komunikasi mengenai eksistensi Tuhan yang dilakukan oleh individu yang beragama Kristen budaya A dengan individu yang beragama Islam budaya B. Keduanya akan sepakat bahwa Tuhan itu memang ada. Berbeda jika komunikasi mengenai eksistensi Tuhan dilakukan oleh individu beragama tersebut budaya A dengan seorang atheis budaya C. Maka komunikasi tidak akan efektif, sebab terdapat persepsi yang sangat berbeda mengenai keberadaan Tuhan, budaya A mengakui adanya Tuhan, namun budaya C tidak mengakui adanya Tuhan baca juga komunikasi yang efektif.2. Model Komunikasi Antar Budaya Menurut William B. Gudykunst dan Young Yun KimModel komunikasi antar budaya menurut William dan Young Yun Kim merupakan komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang yang berasal dari budaya yang berlainan, atau orang asing. Dalam model ini, masing-masing individu berperan sebagai pengirim sekaligus juga penerima pesan. Dengan begitu, pesan yang disampaikan seseorang merupakan umpan balik untuk lawan bicaranya. Terjadi penyandian serta penyandian balik pesan. Gudykunst dan Kim menyatakan bahwa penyandian dan penyandian balik pesan tersebut merupakan sebuah proses interaktif. Proses tersebut dipengaruhi oleh filter konseptual seperti budaya, sosiobudaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan. Persepsi seseorang atas lingkungannya mempengaruhi cara seseorang dalam menafsirkan rangsangan serta memprediksi prilaku orang lain baca juga komunikasi antar pribadi.3. Model Dimensi Waktu Dalam Komunikasi Antarbudaya Menurut Tom BruneauMenurut model ini waktu merupakan variable penting yang mendasari semua situasi komunikasi. Waktu menentukan hubungan, pola hidup antar manusia, dan pola hidup manusia tersebut dipengaruhi oleh budayanya. Dimensi waktu meliputi perbedaan konsepsi waktu dan tempo khusus dari tiap kelompok budaya prilaku temporal. Terdapat dua jenis konsep waktu, yaituWaktu Polikronik Konsep waktu Polikronik memandang bahwa waktu merupakan suatu putaran yang akan kembali dan kembali lagi. Orang yang menganut konsep ini beranggapan bahwa apa yang dilakukan di waktu ini, merupakan sesuatu yang bisa di perbaiki di waktu atau kesempatan lain. Misalnya ketika tidak belajar dengan baik sehigga mendapatkan nilai buruk, pelajar yang menganut konsep waktu polikronik akan berpikir dapat memperbaikinya di waktu lain baca juga paradigma komunikasi.Orang yang menganut konsep polikronik juga cenderung lebih mementingkan kegiatan yang terjadi dalam suatu waktu dibandingkan waktu itu sendiri. Cenderung lebih menekankan keterlibatan tiap individu serta penyelesaian suatu hal, dibanding menepati jadwal waktu. Misalnya seorang mahasiswa yang tetap bersikap santai meski jam kuliah sudah hampir mulai, sehingga meskipun tetap masuk kuliah, mahasiswa tersebut datang terlambat baca juga etika komunikasi.Waktu MonokronikKonsep waktu monokronik memandang bahwa waktu berjalan lurus dari masa lsilam ke masa depan. Orang yang menganut konsep ini cenderung lebih menghargai waktu itu sendiri, sehingga tidak ingin melewatkan waktu dengan hal yang sia-sia atau tidak berguna. Misalnya seorang pelajar yang menganut konsep waktu monokronik akan terus belajar dengan baik, agar dapat memperoleh nilai yang baik disetiap kesempatan. Atau seorang mahasiswa yang menganut konsep monokronik akan berusaha keras terburu-buru berlari agar tidak terlambat masuk kelas saat Waktu Dimensi waktu dalam komusikasi antar budayaWaktu dan perbedaan budayaMenurut Oswald Spengler, hal yang menyebabkan satu budaya di bedakan dari budaya yang lain adalah makna yang secara intuitif diterapkan pada waktu. Bagaimana analisis waktu, pewaktuan, dan tempo dalam suatu budaya membedakannya dengan budaya lainnya. Misalnya cara suatu budaya dalam menggunakan memori historisnya akan bersifat khas kultural baca juga teori interaksi simbolik.Futurisme dan komunikasi interkulturalSama seperti konsep perspektif masa lalu, konsep perspektif suatu budaya mengenai citra masa depan juga akan berbeda dengan budaya lainnya. Suatu budaya akan melakukan upaya intensif, mencari jalan baru, untuk mengembangkan cara berpikir yang lebih maju. Cara berpikir kedepanâ yang dihasilkan suatu budaya akan berbeda dengan budaya lainnya, sehingga menghasilkan jarak yang lebih besar antara budaya yang lebih cepat mengembangkan visi masa depannya dengan budaya yang cenderung lambat dalam lalu lintas budayaKemacetan lalu lintas budaya dapat terjadi karena adanya frame, pengalaman, serta budaya yang sangat berbeda antara budaya yang satu dengan yang lainnya baca juga teori komunikasi antar budaya.Mengatur waktu timing dan menjaga waktu timekeeping di antara budaya âbudayaMenyangkut bagaimana dan sejauh mana obyektifitas waktu yang digunakan sebuah budaya. Bagaimana cara-cara waktu time devices, metode menjaga waktu, dan formulasi waktu yang objektif dalam suatu budaya baca juga elemen elemen komunikasi. Contohnya, inti pacu dalam budaya industri adalah keteraturan waktu. Jam merupakan mesin kunci, ritme dalam menjalani suatu kegiatan diatur oleh jam. Berbeda dengan budaya tradisional yang tidak memandang jam sebagai pengatur hidup,tempo budaya, dan komunikasi interculturalterdapat berbagai jenis waktu yang membentuk sistem seseorang, yaitu waktu biologis, waktu fisiologis, waktu perseptual, waktu objektif, waktu psikologis, waktu sosial, dan waktu kultural. Tingkatan waktu ini saling bergantung satu samalainnya, dan bagaimana interaksi antar tingkatan waktu ini dalam diri seseorang akan menjadi kronemikaâ prilaku orang tersebut baca juga teori perbandingan sosial.Taksonomi lingkungan waktutaksonomi dikembangkan sebagai usaha persial untuk mendefinisikan kronemika prilaku manusia. Digunakan unruk menganalisis dan menelaah prilaku waktu dan lingkungan waktu dari interaksi manusia. Bebepa hal yang berhubungan dengan konsep waktu ini antara lain dorongan waktu temporal drives, petunjuk waktu temporal signals, perkiraan waktutemporal estimates, sinyal waktu temporal signals, lambang waktu temporal symbols, motif waktu temporal motives, kepercayaan waktu temporal beliefs, penilaian waktu temporal judgments, dan nilai waktu temporal values.Demikian artikel mengenai model komunikasi antar budaya ini. Komunikasi antar budaya merupakan komunikasi yang dilakukan antara suatu individu atau kelompok dengan individu ataupun kelompok lain yang memiliki kebudayaan yang berbeda dengannya atau kelompoknya. Kperbedaan prilaku komunikasi seseorang akan dipengaruhi oleh budayanya, sehingga diperlukan pemahaman budaya agar komunikasi antarbudaya dapat berjalan secara efektif baca juga strategi komunikasi efektif.Terdapat beberapa model komunikasi antar budaya menurut para ahli, diantaranya model komunikasi antar budaya menurut E. Porter & Larry A. Samovar, model komunikasi antar budaya menurut William B. Gudykunst dan Young Yun Kim; dan model dimensi waktu dalam komunikasi antarbudaya menurut Tom kata Semoga artikel ini bisa memberikan informasi yang anda butuhkan. Jika ada pertanyaan, penambahan, atau komentar yang membangun, silahkan tinggalkan pesan, dan jangan lupa berbagi ya jika anda merasa artikel ini bermanfaat!^^
dimensi dimensi komunikasi antar budaya