🏓 Makam Imam Al Ghazali
Imamal-Ghazali di kitab yang sama lantas menjelaskan tentang adab berziarah ke makan Rasulullah. Al-Ghazali menggarisbawahi bahwa penghormatan yang setinggi-tingginya mesti ditunjukkan kala berziarah ke makam Rasulullah. BACA JUGA: Belajar kepada Uwais Al-Karni
ad_1] Kontribusi keilmuan Imam al-Ghazali adalah sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Namanya sampai hari ini sangat akrab di telinga umat Muslim, khususnya umat Muslim di Indonesia. Imam Al-Ghazali meninggalkan karya-karya tulis yang meliputi berbagai bidang ilmu keislaman. Sebenarnya banyak sekali karya tulis beliau, ada sekitar 80 judul baik dalam bentuk kitab
Mengucapkansalam sebagai doa keselamatan untuk penghuni makam; Imam al-Ghazali mengutip penuturan Imam Nafi' bahwa perilaku ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Ibnu Umar ketika menziarahi makam ayahnya. Ia mengucapkan salam untuk Rasulullah, Khalifah Abu Bakar, dan ayahnya: Umar bin Khatab. Selain itu, dikutip pula kaul Abi Umamah bahwa
CintaMenurut Imam Al-Ghazali. Menurut Imam Al-Ghazali cinta terbagi ke dalam empat jenis tingkatan, yaitu: Tingkatan Pertama. Seorang manusia dicintai karena memiliki kelebihan. Ada kemungkinan bahwa seseorang dapat menjadi objek cinta orang lain dengan cara yang alami, ketika seseorang melihat seorang lainnya, mengenalnya, dan menganggapnya
ImamAl-Ghazali adalah seorang ulama, pemikir dan ahli filsafat Islam yang terkemuka hingga kini. Beliau meninggal dunia pada hari Senin 14 Jumadil Akhir Tahun 505 H ( 1111 M) di Tus dan jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya. Kubah Haruniyeh di Tus, Khurasan Iran. Konon di sini lah makam Imam al-Ghazali Kepribadian Imam al-Ghazali
Selain Mamba' Ushul Hikmah dan Syamsul Ma'arif Al-Kubro, salah satu kitab hikmah yang beredar di kalangan pesantren tradisional dan dijadikan judul pasanan adalah Al-Aufaq, yang dinisbatkan penulisnya kepada Imam Al-Ghazali.. Kitab Al-Aufaq berisi tentang rahasia-rahasia Allah dan ism a'dham-Nya.Kalangan salafi wahabi menyebut kitab ini sebagai kitab syirik.
Seminarmembahas tiga poin penting; pemikiran dan ajaran Imam al-Ghazali serta kontribusinya dalam dunia Islam; penyebaran dan pengaruh ajaran Imam al-Ghazali di seluruh dunia; serta deklarasi dukungan terhadap pembangunan makam Imam al-Ghazali di Thus Iran yang kondisinya terabaikan. Sebelum pembukaan secara resmi, Ketua MUI KH.
ImamGhazali menceritakan, kisah penyesalan tentang kemasyuran seperti dialami Mu'adz bin Jabal RA. Pada suatu saat, ketika Umar bin Khattab RA datang ke Masjid Nabawi, dia melihat Mu'adz RA menangis sambil duduk di dekat makam Nabi Muhammad SAW. Maka Umar bin Khattab bertanya mengapa dia menangis.
Bagaimanapun zaman, kebahagiaan tetap suatu hal yang abstrak dan relatif. Dalam tingkatan itu, Imam al-Ghazali berpendapat bahwa kebahagiaan akan tercapai ketika manusia sudah bisa menundukkan nafsu kebinatangan dan setan dalam dirinya dan menggantinya dengan sifat malaikat. Sedangkan kebahagiaan tertinggi adalah ketika manusia telah terbuka
cFGV. One of Moslems who have great ideas and was known as a reformer mujaddid, among others, is al-Gazali. Socio-cultural conditions at the time, namely the emergence of political disstability that have an impact on the fragmentation of Muslims, the destruction of religion and morality. This situation makes him becoem a hero and Islamic Defenders Argumentator hujjah al-Islam as his responsibility to fix the blind thoughts and actions that shake the Muslims' life. The purpose of education is to get closer to Allah SWT and not oriented only in world interests. So that, the curriculum presented should include three terms, called jasmaniyah, 'aqliyyah and akhlaqiyyah. The opinion is based on two approaches, Fiqh and Sufism. This thought seems systematic and comprehensive, and also consistent with the attitude and personality as a Sufi and Faqih. The concept of education offered, if applied in the present seems still appropriate. Beside, the needs should be perfected in accordancing with local knowledge where the education implemented.
Oleh Abdul Hakim Di dunia Islam, baik timur maupun barat, siapa yang tak kenal dengan dengan Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad ath Thusi 1111 M. Ia dikenal dengan nama Imam Ghazali. Seorang ulama yang berhasil menggagas kaidah-kaidah tasawuf yang terkumpul dalam karya yang terkenal Ihya Ulumuddin The Revival of Religion Sciences. Karya magnum opus yang hingga saat ini menjadi sumber referensi akademis baik di dunia Timur maupun dunia yang dikenal hujjatul Islam itu masih bisa kita nikmati hingga saat ini, tapi sangat disayangkan, tempat jasadnya dikebumikan, tak layak disebut makam ulama. Makamnya di Thus, Khurasan, Iran, yang konon sejak 7 tahun lalu ditemukan, hanya dipagari dengan kawat dan beratapkan bahan seadanya, serta di sekelilingnya terlihat rumput-rumput itu benar, saya berharap kepada semua pecinta Imam Ghazali, mari bergerak mendermakan hartanya. Jika sudah terkumpul, mari kita meminta ahli arsitek khusus dari Indonesia untuk terbang ke Thus atau Khurasan dengan membawa rombongan para pekerjanya, tentunya dengan perizinan pemerintah di sana, untuk merehab atau pembangunannya. Jika hal itu dapat direalisasikan, insyaallah, makam beliau akan semakin hidup dan bisa jadi tujuan destinasi ziarah wali bagi Muslimin pecinta Imam Ghazali dari seluruh تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki”. Ayat tersebut mengatakan, para wali dan syuhada atau mujahid yang berjuang di jalan Allah tidaklah wafat, bahkan mereka hidup disisi Allah SWT. Kita bisa mencontoh dengan yang sudah dilakukan Muslimin terhadap makam para dzuriyat Rasul, seperti Sayidina Ali 661 M dan Sayidina Husein 680 M di Irak serta Sayidina Ali Arridha 819 M yang tidak jauh dari makam Imam Ghazali. Begitupun dengan makam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i 820 M yang berada di Mesir. Di makam-makam terlihat hidup dan memberi banyak manfaat bagi para pecintanya, dimana di sana dibangun perpustaan yang merangsang terjadinya halaqoh-halaqoh majelis lain sisi kita patut bersedih terhadap kondisi makam para istri Rasulullah SAW, putra, putri dan cucunya serta para sahabat dan aulia yang berada di Jannatul Baqi' Madinah Al Munawarah. Pada tahun 1925 M, makam mereka dahulu diratakan pemerintah Saudi atas dukungan Wahabiyin antiziarah. Mari kita bergerak, jangan kita pandai membangun yayasan dan rumah kita saja, lalu kita melupakan diri untuk merawat makam orang yang kita cintai. Jika bukan kita siapa lagi yang dapat merealisasikan gerakan pembangunan ini? Jika bukan kita, maka siapa lagi yang dapat mencerdaskan umat agar semangat dalam menjaga atsar ulama dan aulia. Jika bukan kita maka siapa lagi yang dapat menjaga sejarah mereka? Sudikah kita memiliki generasi yang tak mengenal sejarah hanya karena hilangnya atsar tersebut?Penulis adalah Sekretaris LTN PCNU Kabupaten Bogor, anggota Gusdurian Depok
makam imam al ghazali